Gas hidrat metan atau disingkat gas  metan  yang dikenal juga sebagai “nyala dalam es” atau “fire in the ice”  merupakan senyawa metan (CH4) yang bernama ilmiah “methane hydrate”.  Selama jutaan tahun, mikroba telah menghancurkan bahan-bahan organik  pada sedimen lautan, memproduksi metan sebagai zat sisa. Gas metan (CH4)  merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida.
Gas ini biasanya berasal dari hasil  pembakaran biomassa atau rawa-rawa (proses alam seperti biogenik,  termogenik, dan abiogenik) . Selain itu gas ini juga ada (terperangkap)  dalam jumlah yang sangat banyak di sedimen lantai samudera, terkubur  pada kedalaman 1.000 kaki lebih di dalam es yang dikenal sebagai methane  clathrate. Clathrate ini stabil hanya pada kisaran suhu sangat rendah  (sedikit di atas titik beku air ) dan tekanan tertentu (sekitar 5  megapascal), dan akan mencair secara cepat dan melepaskan gas yang mudah  terbakar ke udara jika dibawa ke permukaan laut (pada suhu dan tekanan  udara bebas).
Kasus meledaknya sebuah areal  pertambangan di Sawahlunto, Sumatra Barat ini menjadi saksi kedasyatan  gas ini. Selain mudah terbakar gas ini sangat berbahaya apabila kita  menghirupnya secara langsung. Keberadaan gas ini bila berada dilapisan  ozon akan memberikan efek rumah kaca dan jelas hal ini berhubungan  langsung dengan pemanasan global.
Kebakaran lahan gambut yang banyak  terjadi di Sumatra dan Kalimantan salah satu faktor percepatan rambat  api karena adannya kandungan gas metan ini. Gas metan merupakan gas  berbahaya 10 kali dari gas karbondioksida (CO2) . Kita menghirupnya dan  bumi kita ternyata membutuhkan lebih dari 100 tahun untuk merehabilitasi  dirinya dari gas ini. Dengan keadaan bumi, yang menjadi tempat tinggal  kita rusak, bagaimana kita bisa melangsungkan hidup?
Gas Yang Bernanfaat
Gas metan yang berbahaya ini ternyata  mendatangkan manfaat, Penelitian-penelitian yang dilakukan telah dapat  menyimpulkan bahwa gas hidrat metan ini bisa dieksplorasi untuk diolah  menjadi sumber energi baru dimasa depan , menggantikan sumber energi  minyak (BBM).
Gas metan relatif mudah digunakan dalam  industri otomotif, selain tanpa banyak modifikasi pada mesin. Dengan  keunggulan yang dimiliki, gas metan, justru memberikan harapan yang  lebih baik terhadap performa mesin, memperpanjang waktu penggunaan, dan  kemudahan perawatan. Trend untuk beralih kepada gas-based economy juga  dilakukan pemerintah Indonesia. Dengan demikian, pada saat teknologi  eksploitasi gas hidrat juga telah kita kuasai, akan semakin mudah bagi  kita untuk melakukan proses peralihan ke penggunaan gas metan ini.
Selain diindustri, pemanfaatan gas metan  bisa juga digunakan langsung oleh masyarakat. SebuahTempat Penampungan  Sampah Akhir (TPA) yang memiliki tumpukan sampah ternyata menyimpan  kandngan gas metan yang cukup tinggi, melalui pemanfaatan dan penanganan  yang benar gas ini dapat mensuplai kebutuhan energi masyarakat sekitar  TPA.
Sumber : www.firerescue-id.com, penulis: Agung H. Cahyono, ST
 
 





