Laman

Sabtu, 30 April 2011

Gas Metan: Berbahaya Namun Bermanfaat

Gas hidrat metan atau disingkat gas metan  yang dikenal juga sebagai “nyala dalam es” atau “fire in the ice” merupakan senyawa metan (CH4) yang bernama ilmiah “methane hydrate”. Selama jutaan tahun, mikroba telah menghancurkan bahan-bahan organik pada sedimen lautan, memproduksi metan sebagai zat sisa. Gas metan (CH4) merupakan gas rumah kaca yang lebih kuat daripada karbon dioksida.

Gas ini biasanya berasal dari hasil pembakaran biomassa atau rawa-rawa (proses alam seperti biogenik, termogenik, dan abiogenik) . Selain itu gas ini juga ada (terperangkap) dalam jumlah yang sangat banyak di sedimen lantai samudera, terkubur pada kedalaman 1.000 kaki lebih di dalam es yang dikenal sebagai methane clathrate. Clathrate ini stabil hanya pada kisaran suhu sangat rendah (sedikit di atas titik beku air ) dan tekanan tertentu (sekitar 5 megapascal), dan akan mencair secara cepat dan melepaskan gas yang mudah terbakar ke udara jika dibawa ke permukaan laut (pada suhu dan tekanan udara bebas).

Kasus meledaknya sebuah areal pertambangan di Sawahlunto, Sumatra Barat ini menjadi saksi kedasyatan gas ini. Selain mudah terbakar gas ini sangat berbahaya apabila kita menghirupnya secara langsung. Keberadaan gas ini bila berada dilapisan ozon akan memberikan efek rumah kaca dan jelas hal ini berhubungan langsung dengan pemanasan global.

Kebakaran lahan gambut yang banyak terjadi di Sumatra dan Kalimantan salah satu faktor percepatan rambat api karena adannya kandungan gas metan ini. Gas metan merupakan gas berbahaya 10 kali dari gas karbondioksida (CO2) . Kita menghirupnya dan bumi kita ternyata membutuhkan lebih dari 100 tahun untuk merehabilitasi dirinya dari gas ini. Dengan keadaan bumi, yang menjadi tempat tinggal kita rusak, bagaimana kita bisa melangsungkan hidup?


Gas Yang Bernanfaat

Gas metan yang berbahaya ini ternyata mendatangkan manfaat, Penelitian-penelitian yang dilakukan telah dapat menyimpulkan bahwa gas hidrat metan ini bisa dieksplorasi untuk diolah menjadi sumber energi baru dimasa depan , menggantikan sumber energi minyak (BBM).

Gas metan relatif mudah digunakan dalam industri otomotif, selain tanpa banyak modifikasi pada mesin. Dengan keunggulan yang dimiliki, gas metan, justru memberikan harapan yang lebih baik terhadap performa mesin, memperpanjang waktu penggunaan, dan kemudahan perawatan. Trend untuk beralih kepada gas-based economy juga dilakukan pemerintah Indonesia. Dengan demikian, pada saat teknologi eksploitasi gas hidrat juga telah kita kuasai, akan semakin mudah bagi kita untuk melakukan proses peralihan ke penggunaan gas metan ini.

Selain diindustri, pemanfaatan gas metan bisa juga digunakan langsung oleh masyarakat. SebuahTempat Penampungan Sampah Akhir (TPA) yang memiliki tumpukan sampah ternyata menyimpan kandngan gas metan yang cukup tinggi, melalui pemanfaatan dan penanganan yang benar gas ini dapat mensuplai kebutuhan energi masyarakat sekitar TPA.


Sumber : www.firerescue-id.com, penulis: Agung H. Cahyono, ST

Label atau Penandaan B3

Pemberian label atau penandaan terhadap wadah penyimpanan bahan kimia berbahaya atau B3 adalah salah satu bentuk komunikasi B3 yang wajib dilakukan di tempat kerja. Umumnya pihak perusahaan sebagai user B3 tersebut telah mengetahui label B3 ini pada kemasan saat barang tiba di lokasi kerja perusahaan. Itupun jika pihak produsen B3 memasang label B3 tersebut pada kemasannya.

Namun ada kalanya label B3 ini tidak ada atau tidak cukup untuk mengoinformasikan pihak pengguna mengenai potensi bahaya dari bahan kimia yang akan digunakannya. Oleh karena itu tetap menjadi tanggung jawab pihak perusahaan melakukan informasi bahaya B3 dengan cara memasang label B3 yang sesuai dengan potensi bahaya B3 tersebut.

Sistem penandaan atau pelabelan B3 secara umum ada 3 sistem yang paling banyak digunakan di dunia yaitu;
  1. Pelabelan menurut IMDG (International Maritime Dangerous Goods) yang dikeluarkan oleh PBB
  2. Pelabelan menurut NFPA
  3. Pelabelan menurut Masyarakat Uni Eropa
Selain 3 sistem pelabelan di atas , telah keluar pula panduan pelabelan yang disebut dengan GHS (Globally Harmonized System) oleh UN-ECOSOC tahun 2003 yang bertujuan untuk mengharmonisasikan sistem dalam klasifikasi dan pelabelan bahan kimia untuk seluruh anggota PBB di dunia. Dimana Indonesia sebagai salah satu anggota PBB diharapkan dapat menerapkan sistem ini selambat-lambatnya tahun 2008.

Akan tetapi untuk artikel kali ini kita akan membahas pelabelan menurut IMDG dan ADG (Australia Dangerous Goods) karena di Indonesia masih banyak produsen kimia, pengguna, dokumen MSDS, kendaraan transportasi B3 yang  menggunakan sistem label ini. Untuk sistem pelabelan B3 lainnya akan dibahas pada artikel mendatang.

Label B3 menurut IMDG dan ADG adalah berdasarkan 9 kelas klasifikasi bahan kimia. Bentuk dan ukuran label serta panduan warnanya dapat anda baca dan lihat sebagai berikut;

Kelas 1 Bahan Eksplosif

 


Kelas 2 Bahan Gas

 



Kelas 3 Bahan Cair Mudah Menyala



Kelas 4 Bahan Padatan




Kelas 5 Bahan Oksidator



Kelas 6 Bahan Beracun




Kelas 7 Bahan Radioaktif



Kelas 8 Bahan Korosif & Kelas 9 Bahan Berbahaya Lainnya
 

(ik3c)

Sambutan Mendiknas RI pada Peringatan Hardiknas Tahun 2011


SAMBUTAN

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
PADA PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN 2011
SENIN, 2 MEI 2011

Assalamu’alaikum wr. wb.
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua

Hadirin Peserta Upacara Yang Berbahagia

Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur ke Hadirat Illahi Rabbi,
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, kita semua
masih diberi kesempatan, kekuatan, kesehatan dan kecintaan, sehingga
kita semua dapat melaksanakan peringatan hari Pendidikan Nasional 2 Mei
2011.

Melalui peringatan ini, perkenankan kami atas nama pemerintah ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada seluruh insan pendidikan, pemerintah daerah, organisasi yang
bergerak di dunia pendidikan dan pemangku kepentingan lainnya atas
segala ikhtiar, kepedulian dan perhatian yang telah diberikan dalam
membangun dan mengembangkan dunia pendidikan.
Dalam kesempatan ini pula, kami menyampaikan selamat Hari Pendidikan
Nasional tanggal 2 Mei 2011, semoga pendidikan kita semakin berkualitas
dan semakin terbuka aksesnya bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Kita semua telah memahami, bahwa dalam dunia pendidikan itu, manusia
sebagai pemeran utamanya, baik sebagai subyek sekaligus sebagai obyek.
Keilmuan sebagai medianya, memanusiakan manusia sebagai salah satu
tujuannya, dan kemampuan untuk menjawab berbagai persoalan yang
sifatnya kekinian maupun antisipasi masa depan (kenantian) sebagai
keniscayaannya. Itulah sebabnya mengapa dunia pendidikan itu kompleks,
menantang namun sangat mulia. Kompleksitas dan tantangan terus
berkembang, seiring dengan perjalanan zaman. Oleh karena itu kita semua
harus secara bersama-sama terus-menerus berikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk menanganinya, demi kemuliaan diri, bangsa, negara dan
umat manusia.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Di sisi lain, kita juga memahami dan menyadari tentang tantangan global
dan internal yang sedang dihadapi, yang mengharuskan kita semua untuk
lebih memperkuat jati diri, identitas dan karakter sebagai bangsa
Indonesia. Bangsa yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa potensi
sumberdaya alam dan manusia (bonus demografi) yang luar biasa
besarnya. Demikian juga kesempatan yang sangat terbuka untuk menjadi
bangsa dan negara yang besar, maju, demokratis dan sejahtera. Oleh
karena itu, dengan optimisme yang kuat, kerja keras dan cerdas serta
semangat kebersamaan, Insya Allah cita-cita mulia itu bisa kita wujudkan.

Disinilah mengapa pendidikan berbasis karakter dengan segala dimensi dan
variasinya menjadi penting dan mutlak. Karakter yang ingin kita bangun
bukan hanya karakter berbasis kemuliaan diri semata, akan tetapi secara
bersamaan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa. Karakter yang
ingin kita bangun bukan hanya kesantunan, tetapi secara bersamaan kita
bangun karakter yang mampu menumbuhkan kepenasaranan intelektual
sebagai modal untuk membangun kreativitas dan daya inovasi.

Karakter yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa
dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya.
Itulah alasan mengapa tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2011 ini
adalah Pendidikan Karakter Sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa dengan
Subtema Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti.

Tema ini mengingatkan kembali kepada kita semua tentang hakikat
pendidikan yang telah ditekankan oleh Bapak Pendidikan Nasional kita
yaitu Ki Hajar Dewantoro yang hari ini kita peringati hari kelahirannya
sebagai Hari Pendidikan Nasional. Pendidikan, kata Ki Hajar Dewantoro
adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin,
karakter), pikiran (intellect) dan jasmani anak didik.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Menyikapi perkembangan aktual terhadap munculnya perilaku destruktif,
anarkis dan radikalis, pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab yang
besar.

Karena itu, pada kesempatan yang baik ini, kami ingin mengajak kepada
para pemangku kepentingan pendidikan, terutama Kepala Sekolah, Guru,
Pimpinan Perguruan Tinggi dan Dosen, harus memberikan perhatian dan
pendampingan lebih besar kepada peserta didik dalam membentuk dan
menumbuhkan pola pikir dan perilaku yang berbasis kasih sayang, toleran
terhadap realitas keanekaragaman yang dibenarkan oleh peraturan dan
perundangan.

Perhatian lebih itu bisa dalam bentuk memberikan ruang aktivitas yang
positif, sehingga bisa dicegah tumbuhnya pemikiran dan perilaku destruktif,
anarkis, kekerasan dan radikalisme.

Hadirin sekalian yang berbahagia

Dengan tema peringatan tersebut, kita tidak ingin peringatan Hari
Pendidikan Nasional 2011 hanya sebagai seremoni biasa, tetapi kita ingin
wujudkan dalam kegiatan nyata. Insya Allah mulai tahun ajaran
2011/2012, pendidikan berbasis karakter kita jadikan sebagai gerakan
nasional, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sampai dengan
Perguruan Tinggi, termasuk didalamnya pendidikan Nonformal dan
Informal.

Bersamaan dengan gerakan pendidikan berbasis karakter, sekaligus kita
siapkan generasi Indonesia 2045 yaitu pada saat menyongsong 100 tahun
Indonesia merdeka. Dan itu harus kita mulai dengan memberikan
perhatian khusus pada Pendidikan Anak Usia Dini. Merekalah, nantinya
yang akan melanjutkan pembangunan Bangsa dan Negara Republik
Indonesia.

Hadirin Peserta Upacara yang berbahagia

Akhirnya, kami mengucapkan selamat memperingati Hari Pendidikan
Nasional kepada semua pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik,
penggiat dan pecinta dunia pendidikan di seluruh tanah air. Semoga apa
yang kita darma baktikan dalam dunia pendidikan selama ini, termasuk
bagian dari amal kebajikan.

Majulah dunia pendidikan dan majulah Indonesia.

Wassalamu’alaikum wr. wb.
 

Jumat, 29 April 2011

Surat Edaran Dirjen Dikti Tentang Kualifikasi D-IV Sama Dengan S-1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Gedung D Lantai 7, Jalan Jenderal Sudirman Pintu I Senayan Jakarta 10270
Telepon: (021) 57946073, Faximile: (021) 57946072


Nomor : 489/E/T/2011                                                 13 April 2011
Lamp   : -
Perihal  : Kualifikasi D-IV sama dengan S-1


Yth.
1.      Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
2.      Koordinator Kopertis Wilayah I s.d. XII
Di seluruh Indonesia


Sejalan dengan pengakuan maupun penerimaan pegawai di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, dengan hormat bersama ini kami laporkan kepada Bapak/Ibu hal-hal sebagai berikut:

1.      bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 19, pendidikan tinggi mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi;
2.      bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi;
3.      bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001 Tahun 2001 Tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi pasal 10 ayat 1, lulusan Program Diploma IV bergelar Sarjana Sains Terapan disingkat SST;
4.      bahwa kualifikasi lulusan perguruan tinggi Program Diploma IV sama dengan Sarjana Strata-1 (S1), baik yang dari Sekolah Tinggi, Politeknik, Institut, atau Universitas. Diploma-IV merupakan program vokasional, sedangkan S-1 merupakan program akademik, yang mempunyai muatan kredit sama sebanyak 144 sks dan ditempuh dalam waktu 4 (empat) tahun;

Demikian hal ini kami sampaikan sebagai pertimbangan dalam penerimaan dan studi lanjut pegawai pada masa mendatang. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.


                                                                        A.n. Menteri Pendidikan Nasional
                                                                        Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,




                                                                        Djoko Santoso
                                                                        NIP. 19530909 197803 1 003


Tembusan:
1.      Menteri Pendidikan Nasional RI (sebagai laporan)
2.      Kepala Biro Kepegawaian Kemdiknas
3.      Atase Pendidikan di Seluruh KBRI


                                                                                                                           


KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
Gedung D Lantai 7, Jalan Jenderal Sudirman Pintu I Senayan Jakarta 10270
Telepon: (021) 57946073, Faximile: (021) 57946072


Nomor : 505/E/T/2011                                                 14 April 2011
Lamp   : -
Perihal  : Kualifikasi D-IV sama dengan S-1


Yth.
1.      Menteri Dalam Negeri
2.      Menteri Luar Negeri
3.      Menteri Pertahanan
4.      Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
5.      Menteri Keuangan
6.      Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
7.      Menteri Perindustrian
8.      Menteri Perdagangan
9.      Menteri Pertanian
10.  Menteri Kehutanan
11.  Menteri Perhubungan
12.  Menteri Kelautan dan Perikanan
13.  Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
14.  Menteri Pekerjaan Umum
15.  Menteri Agama
16.  Menteri Kesehatan
17.  Menteri Sosial
18.  Menteri Pariwisata dan Kebudayaan
19.  Menteri Komunikasi dan Informatika
20.  Jaksa Agung
21.  Kepala Badan Intelijen Negara
22.  Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika
23.  Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
24.  Kepala Badan Pertanahan Nasional
25.  Kepala Badan Pusat Statistik
26.  Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
27.  Ketua Lembaga Administrasi Negara
28.  Ketua Lembaga Sandi Negara

Di Jakarta


Sejalan dengan pengakuan maupun penerimaan pegawai di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, dengan hormat bersama ini kami laporkan kepada Bapak/Ibu hal-hal sebagai berikut:

1.      bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 19, pendidikan tinggi mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi;
2.      bahwa sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20, perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi;
3.      bahwa sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 178/U/2001 Tahun 2001 Tentang Gelar dan Lulusan Perguruan Tinggi pasal 10 ayat 1, lulusan Program Diploma IV bergelar Sarjana Sains Terapan disingkat SST;
4.      bahwa kualifikasi lulusan perguruan tinggi Program Diploma IV sama dengan Sarjana Strata-1 (S1), baik yang dari Sekolah Tinggi, Politeknik, Institut, atau Universitas. Diploma-IV merupakan program vokasional, sedangkan S-1 merupakan program akademik, yang mempunyai muatan kredit sama sebanyak 144 sks dan ditempuh dalam waktu 4 (empat) tahun;

Demikian hal ini kami sampaikan sebagai pertimbangan dalam penerimaan dan studi lanjut pegawai pada masa mendatang. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.


                                                                        A.n. Menteri Pendidikan Nasional
                                                                        Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi,




                                                                        Djoko Santoso
                                                                        NIP. 19530909 197803 1 003


Tembusan:
Menteri Pendidikan Nasional RI (sebagai laporan)

Selasa, 19 April 2011

Penerimaan Mahasiswa Baru Kelas Kerjasama Polsri - PT. PLN (Persero) Tahun 2011

Politeknik Negeri Sriwijaya
Bekerjasama dengan
PT. PLN (Persero)
Menerima mahasiswa baru Kelas Kerjasama
Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro

Pendaftaran
1 s.d 21 Mei 2011

Biaya Pendaftaran
Rp 200.000,00

Keunggulan Program
  1. Lulus dengan Ijazah Diploma III Politeknik
  2. Tersedia beasiswa bagi 3 (tiga) mahasiswa terbaik
  3. Pada kegiatan magang di PT. PLN (Persero) akan mendapatkan uang saku
  4. Bagi yang memenuhi syarat atau kriteria (IPK > 2,75) langsung diterima sebagai karyawan PT. PLN

Persyaratan Peserta
  1. Warga Negara Indonesia
  2. Lulus SMK Jurusan Listrik atau SMA/MA sederajat bidang IPA
  3. Tahun kelahiran 1991 atau sesudahnya
  4. Belum menikah dan sanggup tidak menikah selama pendidikan
  5. Tidak memiliki ketunaan yang mengganggu kelancaran Program Studi dan pekerjaan
  6. Berbadan sehat dan tidak buta warna
  7. Bebas Narkoba yang dinyatakan degan melampirkan Surat Pernyataan bermeterai dari yang bersangkutan
  8. Melampirkan Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (setelah dinyatakan lulus tahap akhir)
  9. Bersedia ditempatkan di seluruh unit PT. PLN (Persero) di seluruh Indonesia dengan melampirkan Surat Pernyataan bermeterai.

Seleksi Penerimaan
  1. Seleksi penerimaan meliputi:
    1. Seleksi Administrasi
    2. Tes Kemampuan Akademik (Ujian Tulis)
    3. Tes Psikologi
    4. Tes Kesehatan
    5. Tes Wawancara
  2. Pelaksanaan seleksi administrasi dan tes kemampuan akademik dilakukan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya, sedangkan tes psikologi, tes kesehatan dan wawancara dilakukan oleh PT. PLN (Persero)
  3. Pengumuman Penerimaan Calon Peserta Program dilaksanakan secara terbuka
KAPASITAS TERBATAS, HANYA 100 MAHASISWA
 

  Untuk info lebih lanjut dapat langsung mendatangi Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya, atau kunjungi website penerimaan di pln.polsri.ac.id



Tempat Pendaftaran
Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar, Palembang 30139
Telepon: +62711 353414
Fax: +62711 355918
Website Penerimaan: pln.polsri.ac.id
Website: www.polsri.ac.id

Minggu, 17 April 2011

"Apa Itu Energi?"


1.     ENERGI
Energi adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tetapi dapat dirasakan adanya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the capacity for doing work)

2.     AVAILABILITAS
Availabilitas adalah kemampuan sistem untuk menghasilkan kerja yang berguna (availability is an ability of a system to produce a useful effect). Jadi keberadaan availibilitas lebih realistis, mudah dibuat dan dapat dirasakan kegunaannya.
Menurut Hukum Termodinamika Pertama, energi bersifat kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat dikonversi dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain. Sedang availabilitas adalah kemampuan suatu sistem untuk menghasilkan suatu pengaruh yang berguna bagi kebutuhan manusia secara positif.

3.     KLASIFIKASI ENERGI
Secara garis besar energi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni:
1. Energi dalam Transisi
Energi dalam transisi (transitional energy) adalah energi yang bergerak melintasi batas sistem.
2. Energi Tersimpan
Energi tersimpan (stored energy) adalah energi yang tersimpan dalam suatu sistem atau massa, biasanya berbentuk massa atau medan gaya, biasanya mudah dikonversi menjadi energi transisi.

4.     MACAM-MACAM ENERGI
Secara umum energi dapat dikategorikan menjadi berbagai macam, yaitu:
1. Energi Mekanis,
2. Energi Listrik,
3. Energi Elektromagnetik,
4. Energi Kimia
5. Energi Nuklir, dan
6. Energi Termal (panas)

4.1  Energi Mekanis
Bentuk transisi dari energi mekanis adalah kerja. Energi mekanis yang tersimpan adalah energi potensial atau energi kinetic.

4.2  Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang berkaitan dengan akumulasi arus electron, dinyatakan dalam watt-jam atau kilowatt-jam. Bentuk transisinya adalah aliran elektron melalui konduktor jenis tertentu. Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan elektrostatis yang merupakan energi yang berkaitan dengan medan listrik yang dihasilkan oleh terakumulasinya muatan elektron pada pelat-pelat kapasitor. Energi medan listrik ekivalen dengan energi medan elektromagnetis yang sama dengan energi yang berkaitan dengan medan magnet yang timbul akibat aliran elektron melalui kumparan induksi.

4.3  Energi Elektromagnetik
Energi elektromagnetik merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan radiasi elektromagnetik. Energi radiasi dinyatakan dalam satuan energi yang sangat kecil, yakni elektron volt (eV) atau mega elektrovolt (MeV), yang juga digunakan dalam evaluasi energi nuklir.
Radiasi elektromagnetik merupakan bentuk murni dan tidak berkaitan dengan massa. Radiansi ini merupakan energi transmisi yang bergerak dengan kecepatan cahaya, c, di mana besarnya adalah:







di mana  E = energi transmisi (joule)
              H = konstanta plank (6,626 x 10-34J.s)
              v  = frekuensi (s-1)
          = panjang gelombang (m)
           Energi transmisi semakin besar atau semakin energetik apabila panjang gelombangnya semakin pendek dan frekuensinya semakin tinggi. Sumber radiasi atau panjang gelombang radiasi elektromagnetik dibagi atas beberapa kelas, di mana radiasi sinar gamma () merupakan jenis radiasi yang paling energetik dari energi elektromagnetik. Sinar X dihasilkan oleh keluar orbitnya elektron
Radiasi termal adalah radiasi elektromagnetik yang timbur akibat getaran atom. Kelompok energi elektromagnetik ini sangat besar, termasuk radiasi ultraviolet atau radiasi temperatur tinggi dan kelompok kecil radiasi tembus pandang serta kelompok radiasi temperatur rendah atau sinar infra merah.
Radiasi gelombang milimeter dan gelombang mikro adalah bentuk energi berikutnya dari jenis radiasi elektromagnetik, digunakan untuk radar serta microwave-cookers.

4.4  Energi Kimia
Energi kimia merupakan energi yang keluar sebagai hasil interaksi elektron di mana dua atau lebih atom/molekul berkombinasi sehingga menghasilkan senyawa kimia yang stabil. Energi kimia hanya dapat terjadi dalam bentuk energi tersimpan. Bila energi dilepas dalam suatu reaksi maka reaksinya disebut reaksi eksotermis yang dinyatakan dalam kJ, Btu, atau kkal. Bila energi dalam reaksi kiia terserap maka disebut reaksi endotermis. Sumber energi bahan bakar yang sangat penting bagi manusia adalah reaksi kimia eksotermis yang pada umumnya disebut reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran melibatkan oksidasi dari bahan bakar fosil.

4.5  Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi dalam bentuk tersimpan yang dapat dilepas akibat interaksi partikel dengan atau di dalam inti atom. Energi ini dilepas sebagai hasil usaha partikel-partikel untuk memperoleh kondisi yang lebih stabil. Satuan yang digunakan adalah juta elektron radiasi. Pada reaksi nuklir dapat terjadi perluruhan radioaktif, fisi dan fusi.

4.6  Energi Termal
Energi termal merupakan bentuk energi dasar, yaitu semua energi yang dapat dikonversi secara penuh menjadi energi panas. Sebaliknya, pengonversian dari energi termal ke energi lain dibatasi oleh Hukum Thermodinamika II. Bentuk energi transisi dan energi termal adalah energi panas, dapat pula dalam bentuk energi tersimpan sebagai kalor laten atau kalor sensible yang berupa entalpi.


Dikutip dari buku:
Mesin Konversi Energi
Oleh: Ir. Astu Pudjanarso, MT & Prof. Ir.Djati Nursuhud, MSME
Penerbit: Penerbit ANDI
Edisi II
2008

Minggu, 03 April 2011

Kimia MIPA vs. Teknik Kimia, yang Mana?

Kimia MIPA vs. Teknik Kimia, yang Mana?
Ditulis oleh Antonius Suryatenggara pada 23-03-2006


Ilustrasi

Saya seorang pelajar yang berminat
pada bidang kimia namun bingung
menentukan pilihan untuk kuliah kimia
MIPA atau teknik kimia.
Mohon rekan-rekan milis dapat membantu
saya menentukan pilihan.

Demikian potongan sebuah mail yang muncul di milis kimia_indonesia. Rasanya, banyak pelajar SMU yang lain yang juga bingung tentang hal ini. Apa kamu salah satunya?

Mari kita bandingkan kedua jurusan ini dari dua sisi, yaitu ilmu yang dipelajari dan pekerjaan setelah lulus kuliah.


APA YANG DIPELAJARI?

Mari kita mulai dulu dengan definisi ilmu kimia dan teknik kimia.

Ilmu kimia (chemistry) adalah ilmu yang
menyelidiki sifat dan struktur zat, serta
interaksi antara materi-materi penyusun zat.


Teknik kimia (chemical engineering) adalah
ilmu yang mempelajari rekayasa untuk
menghasilkan sesuatu (produk) yang bisa
digunakan untuk keperluan manusia,
berlandaskan pengetahuan ilmu kimia.



Dari definisi ini, ada tiga poin yang akan kita lihat.


”Poin 1: Sifat: Eksplorasi vs. Aplikasi”

Salah satu kegiatan dalam ilmu kimia adalah mencari zat atau reaksi baru. Sementara itu, teknik kimia tidak berupaya mengembangkan zat,
struktur, atau reaksi baru, tetapi ia mengaplikasikan dan mengembangkan yang sudah ada.

Perlu dicatat, walaupun teknik kimia tidak mencari sesuatu yang baru dari sisi kimia, namun ia mencari sesuatu yang baru dari sisi teknik produksi.


”Poin 2: Orientasi: Ilmu Pengetahuan vs. Industri”

Misalkan ada sebuah reaksi yang ditemukan sebagai berikut.


A + B –> C + D


Hasil reaksi terbentuk dengan perbandingan C sebanyak 70% dan D 30%. Dari hasil reaksi ini, produk yang berguna adalah D.

Terhadap reaksi ini, bidang ilmu kimia dan teknik kimia akan bersikap berbeda.

Ilmuwan kimia akan berupaya merekayasa reaksi A + B tersebut agar menghasilkan D dengan persentase yang lebih besar lagi. Upaya tersebut dilakukan dengan berusaha mengetahui lebih detail tentang apa yang mempengaruhi reaksi A + B, sampai ke tingkat molekular bahkan sampai ke tingkat atom.

Orang teknik kimia akan mencari cara untuk mengoptimalkan proses reaksi tersebut agar dihasilkan produk D yang ekonomis, yaitu yang biaya produksinya paling murah. Mereka akan mempelajari proses mana yang harus dipilih; alat untuk mengatur suhu dan tekanan reaksi; alat untuk mempersiapkan bahan bakunya; alat untuk memurnikan produk; dan lain-lain.


”Poin 3: Target Skala: Kecil vs. Raksasa”

Ilmu kimia mempelajari reaksi dengan melakukannya pada skala kecil di lingkungan laboratorium, misalnya dalam hitungan gram saja. Sementara teknik kimia mempelajari reaksi untuk dilakukan pada skala besar, misalnya dalam hitungan ton. Ini karena hasil penelitian teknik kimia akan diterapkan pada bidang industri.


PEKERJAAN SETELAH LULUS

Salah satu yang membuat kita bimbang waktu memilih jurusan adalah tentang pekerjaan setelah kita lulus kuliah nanti. Apa ada lowongan pekerjaan untuk lulusan ilmu kimia? Bidangnya seperti apa? Kalau untuk teknik kimia?

Lulusan ilmu kimia bisa bekerja misalnya di laboratorium, di bidang pendidikan sebagai guru atau dosen, atau di bagian Kendali Mutu (Quality Control) di pabrik.

Lulusan teknik kimia biasa bekerja di pabrik yang memproduksi barang-barang melalui proses kimia, misalnya di pabrik semen, pupuk, kilang minyak, dan sebagainya.

Tetapi, apakah lulusan ilmu kimia tidak bisa bekerja di bidang "milik" orang teknik kimia, dan sebaliknya?

Tidak ada masalah. Kedua ilmu ini punya pijakan yang sama yaitu kimia. Lulusan ilmu kimia bisa saja bekerja di Bagian Produksi, dan lulusan teknik kimia bisa saja bekerja di laboratorium.

Hanya saja, setelah bekerja mereka perlu belajar lebih keras dibanding kalau mereka memilih jalur pekerjaan yang "normal". Namun kalau mau belajar, ini bukan hal yang mustahil.

Timbul pertanyaan, kalau kita mengambil pekerjaan yang "tidak sesuai" dengan kuliah kita, bukankah ilmu kita sia-sia?

Tidak juga. Toh waktu berkuliah kita akan belajar bagaimana memecahkan masalah secara sistematis, bagaimana berpikir dengan logis, bagaimana menghadapi bermacam-macam orang, dan bagaimana berdiplomasi. Ini semuanya adalah ilmu yang sangat penting dalam pekerjaan dan berlaku secara universal, tidak bergantung pada apa jenis pekerjaannya.

Di milis kimia_indonesia ada beberapa rekan kita yang bekerja pada bidang yang "tidak semestinya". Simak cerita mereka.

"Saya seorang teknik kimia, sekarang bekerja di bagian Lab. Mikrobiologi. Sekarang saya harus banyak lagi mempelajari hal-hal baru dan harus menyesuaikan dulu dengan pekerjaan yang nantinya akan saya hadapi."
Ikhsan Guswenrivo


"Saya sendiri dari kimia murni baik S1 maupun S2. Bahkan SMA-pun dari analis kimia. Tapi saya pernah bekerja di lab dan Bagian Produksi.

Memang pada kenyataannya untuk orang kimia murni pada saat bekerja di bagian produksi kita harus banyak buka-buka dulu buku wajibnya orang teknik kimia seperti "Perry’s Chemical Engineers Handbook" dan "Basic Thermodynamics". Begitu juga orang teknik kimia kalau ditempatkan bekerja di lab harus buka-buka buku wajibnya orang kimia murni. Karena sebetulnya antara orang kimia dan teknik kimia sama-sama punya basis kimia yang kuat, masing-masing menjadi mudah untuk mempelajarinya.

Di bagian Lab maupun Produksi saya menempatkan baik orang kimia murni maupun orang teknik kimia sehingga saling melengkapi. Alhasil kita
punya tim yang solid antara produksi dan lab."
Miftahudin Maksum
PT. Universal Laboratory
Tj.Uncang Batam (*)


"Saya S1 di kimia MIPA, penelitian saya tentang polimer. Sekarang saya di graduate school, biarpun tetap di bidang kimia, topik penelitiannya beda sekali. Saya harus belajar tentang neuron cell culture, tentang biomaterial, dan lain-lain (research saya tentang surface modification for retinal and cortical implant)"
Paulin Wahjudi
University of Southern California
Department of Chemistry (*)


PENUTUP

Setelah membaca tulisan ini, moga-moga sekarang kamu sudah lebih mantap untuk menentukan pilihan jurusanmu.

Saat sudah masuk kuliah nanti, jangan lupa untuk tetap membuka mata dan pikiran terhadap perkembangan teknologi. Pada saat ini, banyak topik penelitian yang berupa penelitian antarbidang ilmu. Kita tidak cukup hanya mengerti kimia MIPA ataupun teknik kimia saja, tetapi juga belajar lagi entah tentang elektro, biologi, dan sebagainya.

Selamat memilih jurusan dan belajar!


Catatan:

* Tulisan ini adalah rangkuman dari diskusi di milis kimia_indonesia bulan Februari-Maret 2005.
* Data afiliasi rekan-rekan di atas adalah berdasarkan data pada bulan Maret 2005. (corg)